Selasa, 24 Maret 2015

Jangan Tanyakan 9 Hal Ini Saat Wawancara Kerja

Wawancara kerja merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para pelamar kerja. Banyak hal yang berpengaruh dalam keberhasilan proses ini, mulai dari sikap dan bahasa tubuh, penampilan, hingga cara Anda menyampaikan pendapat. Namun perlu diingat apa yang Anda katakan dan lakukan selama wawancara dapat berpengaruh pada Anda untuk diterima atau bahkan ditolak. Berikut beberapa poin pembicaraan yang perlu Anda hindari saat melakukan wawancara kerja.

“Saya meninggalkan pekerjaan saya saat ini karena Bos saya sangat mengerikan”
Bahkan jika memang benar Bos Anda dulu sangat jahat, tahan dirilah untuk tidak membicarakan keburukan bos, perusahaan, bahkan rekan kerja Anda sebelumnya. Pewawancara mungkin sebelumnya bekerja untuk perusahaan yang sama atau menjadi rekan bos Anda dulu. “Selain itu, sikap negatif tidak akan menimbulkan pencitraan positif bagi Anda untuk perekrutan kerja apapun. Bahkan jika Anda pernah bekerja dengan bos terburuk di seluruh dunia sekalipun, mengatakan demikian dalam sebuah wawancara sangat tidak elok,” kata Julie Lacouture, CEO dan pemilik Mom Corps Los Angeles, perusahaan yang membantu perekrutan karyawan. Kalaupun ada pertanyaan yang “menyerempet” tentang bos Anda sebelumnya, tampilkan yang terbaik untuk menjawab secara positif. “Jadi apabila diminta menggambarkan bos Anda dulu pilihlah kalimat yang positif seperti ‘Kami memiliki gaya yang berbeda, akan tetapi saya selalu memberinya informasi sebanyak yang saya bisa karena saya tahu bos saya sangat detil orangnya’,” katanya. “Saya akan mengungkapkan kelemahan saya diawal, bahwa saya tidak pandai….” Meskipun Anda juga tidak harus mengatakan bahwa Anda hebat dalam segala hal, mengakui cacat tanpa diminta adalah ide yang buruk. “Berbicara tentang kelemahan yang tidak penting, menunjukkan bagaimana Anda tidak berusaha mengatasi kelemahan itu,” saran Cheryl Palmer, seorang pelatih karir bersertifikat yang mengelola sebuah situs karir. Jangan tanyakan hal ini saat wawancara kerja

“Berapa banyak saya akan mendapatkan waktu libur”
Bukan rahasia lagi bahwa fasilitas perusahaan merupakan bagian yang menarik bagi pelamar kerja yang mendapatkan pekerjaan barunya. Paul Cameron, presiden dan perekrut senior teknologi di Drive Staff Inc. menyarankan pada pelamar kerja untuk berhati-hati dalan menanyakan “Berapa banyak saya akan mendapatkan waktu libur?” terutama dalam wawancara pertama. Ia menyatakan seyogyanya pelamar kerja lebih memfokuskan diri pada “Apa yang bisa saya lakukan untuk perusahaan ini”, bukan “Apa yang dapat perusahaan lakukan untuk saya”. Tunggulah sampai perusahaan mulai membuka pembicaraan mengenai gaji Anda, saat inilah Anda dapat menanyakan berapa bonus yang akan Anda dapatkan, waktu liburan, penggantian biaya kuliah, dan hal lainnya. “Ini akan menunjukkan hal ini penting bagi Anda dan akan membuka pintu negosiasi tentang kesepakatan ini,” kata Cameron.

“Saya suka kacamata Anda”
Anda mungkin berpikir bahwa memuji pewawancara Anda akan membuka komunikasi dan Anda akan mendapatkan skor yang tinggi. “Anda bisa lolos dengan ini jika Anda telah membentuk hubungan yang baik dengan pewawancara,” kata Palmer. Di sisi lain, pernyataan ini bisa dilihat sebagai hal yang palsu bahkan nakal.

“Jadi, perusahaan ini sedang melakukan apa?”
“Jika Anda tidak mengetahui apa-apa tentang perusahaan yang Anda lamar, mungkin pewawancara berpikir Anda tidak tertarik bekerja di sana,”kata Palmer. Dia menganjurkan para pencari kerja untuk membuka website perusahaan, siaran pers, dan artikel berita untuk mencari tahu tentang perusahaan dan kendala apa yang tengah dihadapinya sebelum mendatangi wawancara. “Cobalah untuk menemukan beberapa data perusahaan pada awal wawancara. Anda harus memiliki pertanyaan yang menunjukkan Anda mempunyai minat aktif tentang perusahaan ini,” kata Palmer. Selain itu, sebaiknya hindari bertanya tentang hal-hal pribadi dengan pewawancara, misalnya mengenai situs facebook miliknya.

“Saya belum menemukan pekerjaan yang tepat karena kondisi ekonomi sedang buruk”
Semua orang tahu bahwa ekonomi yang lesu membuat pasar kerja menjadi sulit. Namun menyalahkan situasi pada pasar membuat Anda tampak bersikap pasif. “Sebaliknya fokus pada hal yang positif,” kata Aldefer, konsultan di Pennsylvania. Lebih baik mengatakan “Saya sudah memfokuskan diri pada pencarian untuk pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian saya pada perusahaan lain.”

“Saya orangnya fleksibel tidak memiliki rentang gaji dalam pikiran saya” Dengan menawarkan ini, Anda mungkin mencoba untuk menunjukkan bagaimana mudah dan menyenangkannya Anda. Tapi perekrut mungkin melihat Anda kurang informasi, lebih buruk lagi perekrut mungkin melihatnya sebagai sebuah kesempatan untuk menawarkan gaji serendah-rendahnya pada Anda. “Sebaliknya, melakukan penelitian terlebih dahulu tentang kisaran gaji yang pas untuk pekerjaan serupa merupakan hal yang tepat untuk bernegosiasi.

“Saya ingin bekerja di sini karena saya butuh pekerjaan”
Jika Anda mencoba tampil to the point saat wawancara, Anda tidak akan berhasil dengan pernyataan seperti ini. “Anda harus menunjukkan minat Anda,” kata Bruce Hurwitz, Presiden dan CEO Hurwitz Strategic Staffing, Ltd. Dengan mengatakan seperti ini, sepertinya Anda mencari pekerjaan hanya untuk mendapatkan uang. Tunjukkan pada perekrut bahwa tujuan Anda mencari pekerjaan tidak semata-mata mencari gaji tetapi ingin menjadi bagian perusahaan dan bahwa Anda telah menginvestasikan waktu dan usaha Anda.

“Saya berencana untuk berkeluarga segera setelah mendapatkan pekerjaan”
Sikap Anda yang jujur tentang kehidupan pribadi Anda pada saat awal wawancara kerja mungkin bukan ide yang bagus. Beberapa manajer tidak akan mempekerjaan pelamar yang telah menikah dan mempunyai anak karena dianggap dapat mengganggu jadwal kerja. Fokuslah pada komitmen Anda untuk pekerjaan dan disiplin dalam menyelesaikan tugas. Berikan contoh-contoh spesifik dari proyek Anda yang telah berhasil diselesaikan dan konstribusi yang Anda buat pada keberhasilan proyek itu.


sumber